Keuangan Yang Maha Esa, Sebuah Konsep ilahi Postmodern


Dinegara Indonezilla yang terkenal materialistis, dasar negara disusun oleh para begawan moneter yang kesohor. berbeda dengan tetangganya indonesia yang terkenal religius, dasar negara disusun pemimpin agama yang bijaksana.

Sebagai dasar negara, Pancasial menjadi doktrin paling keramat di indonezilla, premis dari segala sumber hukum yang ujung-ujungnya duit. Konsep ini bukan lelucon, tapi memang by design dari eksperimen rasional yang sangat panjang. dimulai sejak transisi revolusi industri dulu, dimana waktu itu baru tercipta kelas pekerja, struktur pasar, dan ekonomi kapital.

Founding father Indonezilla mempunyai visi yang jauh dibanding negara tetangga, mereka telah meramalkan bahwa pada saatnya nanti, struktur sosial akan  mengalami transisi dari:
- perwakilan menjadi simulasi
- kedalaman dan integritas menjadi permukaan dan batas
- reproduksi menjadi replikasi
- buruh menjadi robot
- pikiran menjadi intelejensi buatan (AI)
- organik menjadi sibernetik
- seks menjadi rekayasa genetik
Segala transisi ini mutlak dibutuhkan Keuangan, UANG! unsur lain tidak ada, dan tidak perlu ribuan halaman kertas penelitian dan tabel untuk membuktikan teori sederhana itu. Singkat, Tiba-tiba dan Keras! itulah semangat yang terkandung didalamnya.

Atas dasar itulah, founding father indonezilla merumuskan sebuah dasar negara: PANCASIAL:
1. Keuangan Yang Maha Esa
2. Keuangan Yang Maha Esa
3. Keuangan Yang Maha Esa
4. Keuangan Yang Maha Esa
5. Keuangan Yang Maha Esa

Kenapa diulang sampai lima kali? karena indonezilla tidak mau repot bikin negara, gitu aja kok repot!
READ MORE » Keuangan Yang Maha Esa, Sebuah Konsep ilahi Postmodern

Inilah Bocoran Hasil Otopsi Sebuah Gerakan Teroris (2)

 
 
Pada postingan sebelumnya,Inilah Bocoran Hasil Otopsi Sebuah Gerakan Teroris, Telah dijelaskan sedikit tentang perbedaan gembong teroris dan rekrutannya. Secara lebih jauh saya ingin membahas mengapa lapisan bawah organisasi teror dihuni orang-orang fanatik. Banyak orang dengan mudah menganggap kaum yang sangat fanatik itu hanyalah orang-orang yang kurang matang dan kurang seimbang, yang secara spontan terseret oleh zeitgeist, jiwa zaman, yang dijunjung tinggi sampai suatu ekstrim yang mencelakakan. Mereka adalah “orang-orang romantik kelas teri” kelompok ini ternyata mewakili berbagai filosofi yang penuh kontradiksi dan kacau sehingga sulitlah memandang mereka sebagai perwujudan dari suatu kebijaksanaan atau tujuan tertentu. beberapa diantaranya adalah orang yang fanatik beragama, beberapa lagi ultra nasionalis, beberapa lagi sekedar "anti otoritas" atau "anti imperialis". Apalagi mereka memandang perbedaan ideologi mereka sangat serius sehingga disamping melakukan teror terhadap pemerintahan, mereka pun menghabiskan waktu untuk mengejar-ngejar, menembaki dan menghancurkan sesama kelompok lain yang tak sepaham.

para teroris sendiri - tentunya pada tingkat rendah tetapi kadang-kadang juga pada tingkat atas - seringkali tidak menyadari seberapa jauh mereka itu dijadikan alat politik. Atau ironisnya ada yang bahkan terbuai oleh hayalan bahwa merekalah yang menunggangi untuk tujuan mereka sendiri.

Tentu saja teroris tidaklah menciptakan segala kesulitan dan ketegangan didunia. mereka hanya melihat dan menggunakannya. tidak ada luka yang dibiarkan sembuh, bahkan akan mereka buat semakin parah. kalau ada persengketaan, mereka akan mengobarkannya jadi perang. kalau ada suatu cita-cita perjuangan, dibenarkan atau tidak, mereka akan menunggu sampai seoramg fanatik dan bersifat ekstrim muncul, dan mereka akan memberinya senjata. Kalau mereka menghimpun dan melatih ekstrimis keras dalam jumlah cukup besar, orang-orang seperti ini dapat bekerja efektif tanpa instruksi mendetil. Dengan semboyan: menghukum satu orang, membuat takut seratus orang, huru hara pun terjadi.
READ MORE » Inilah Bocoran Hasil Otopsi Sebuah Gerakan Teroris (2)